Sabtu, 24 Desember 2011

Lelah

Aku lelah
Untuk s'lalu mengalah
Kian jiwa ini melemah
Bagai dihantam deru angin bertulah

Apalah arti sebuah kata maaf
Jika yang kubuat hanyalah khilaf

Ingin hati ini berontak
Seiring degup jantung menyentak
Di hadapmu ingin ku membentak
Tanpa pedulikan hatimu yang telah retak

Sungguh
Bukan hanya aku yang angkuh
Hatimu ternyata bertembok kukuh
Kian buat hatiku yang rapuh
Hanya mampu duduk bersimpuh

Luka

Luka ini
Luka yang t'lah ku kubur dalam-dalam
Luka yang t'lah kucoba tuk obati
Terkoyak

Menganga lagi
Hingga perih batin ini
Hingga letih raga ini

Kukira semua t'lah usai
Kupikir semua t'lah berakhir
Kisah  cinta untuk sesaat
Sesaat untuk kisah cinta

Ternyata ku salah
Semua ini bukan cuma sampai di sini
Bayang-bayang kelam terus mengejar
Seiring waktu yang t'rus berputar
Tak kan terhenti
Tak kan tinggal diam

Termenung ku meratap pilu
Hanya berteman butir air mata yang datang dan pergi
Seakan mereka pun enggan
Tuk temani hatiku yang layu

Dia menyalahkan diri
Andai kita tak pernah berjumpa
Andai kita tak pernah bertemu
Pasti hati tak perlu menangis

Butuh suatu keajaiban
Tuk ulang masa-masa itu lagi
Agar harapanmu didengar
Agar kau tak perlu menjadi milikku

Pergulatan Masa Lalu

Masa lalu
Tak mudah dilupakan
Meski pilu
Meski menyakitkan

Luka menganga tak kunjung sembuh
Meski telah terhujani air mata pedih
Sakitnya s'lalu terbawa tiap ku menghela nafas
Terhirup masuk penuhi ruang paruku yang kosong

Pergulatanku dengan masa lalu
Seakan terus membayangi tiapku melangkah maju
Tak rela dirinya terlupa olehku
Meski waktu berhenti berdetak pun

Terdiam sesaat aku di terpaan sang bayu
Memutar kembali kenangan yang terukir dalam otakku
Terlintas kenangan manis bersama dirinya
Terukir rasa suka untuk hatinya
Dan tergores luka pedih saat ku pergi darinya

Bimbang

Siapa yang harus ku acuh?
Dia atau ia
Siapa yang harus ku lepas?
Cinta atau setia

Diriku kini t'lah bebas
Namun tak sebebas sang dara
Diriku kini t'lah lepas
Namun tak lepas dari belenggu

Sampai kapan ku harus bertahan
Seakan tubuh tak lagi mengokoh
Goyah terhempas ombak cintamu
Yang kuat tiada bertanding

Lelah
Tinggal separuh jiwa
Diriku bimbang nan ragu
Hanya karna dua hati berpadu
Berebut cinta sang putri malu

Senja Itu

Senja itu
Berkawan semilir angin laut
Begitu lembut bagai beludru
Temani diriku yang duduk termenung

Pikirku sibuk sendiri
Begitu banyak hal tuk diresapi
Dipenuhi kekosongan hati
Ribut sendiri memecah sunyi

Sepi di angan rindu
Berkhayal bersua sang belahan kalbu
Namun kenyataan tak sanggup diganggu
Tegas terhadap sebuah perasaan syahdu

Jauh terasa jarak antara kita
Dinding kokoh berdiri menghalang

Nyiur angin laut senja
Bawalah segala rasaku ini
Pergi jauh melayang tinggi

Emosi

Emosi
Mampu kelabui pikiran dan nurani
Bersembunyi di balik jeruji hati
Diam semayam penuh arti
Dipenuhi niat dendam dan benci

Deru badai menguras rindu
Enggan menyapa sukma kalbu
Pergi mengacuh penuh tipu
Perih tersisa penuh syahdu

Ia enggan membuka mata
Masih meraba membabi buta
Tak mampu lepas dari dusta
Hadapi semua yang tampak nyata
Berakhir kini cinta kita
Terhapus sudah dari peta
Meski rindu meluap berjuta
Namun apa mampu kita berkata

Semua telah usai
Akhir kisah cinta yang terbonsai
Bagai tertameng baja perisai
Tak sempat pun benih cinta tertuai

Selasa, 20 Desember 2011

Maaf

Maaf...
Maaf bila ku tak seperti yang kau inginkan
Maaf bila karna ku kau menderita
Maaf bila ku hanya bisa buatmu kecewa
Maaf...

Bukan maksudku melukaimu
Tak ada alasan bagiku untuk menyakitimu
Sadarkah kau betapa ku terlalu menyayangimu
Tahukah kau betapa ku sangat kehilangan dirimu

Selama ini ku anggap dirimu bagian dari hidupku
Kaulah pelengkap jiwaku
Tak kan mungkin kau terganti
Tak kan ada yang mampu menepis

Tapi mungkin ku salah
Aku tak sanggup buatmu merasa diriku berharga
Aku tak sanggup buatmu merasa kau membutuhkan ku tiap waktu
Betapa pun keras ku berusaha hadir di relung hatimu

Hanya diam
Membisu
Tak tahu harus berbuat apa
Tak tahu harus berkata apa

Maaf...
Mungkin bagimu aku adalah pecundang
Manusia tak berperasaan
Manusia egois dan kekanak-kanakan
Mungkin...
Mungkin kau ingin marah padaku
Silahkan...
Tumpahkan saja amarahmu padaku
Memang diriku ini salah
Salah karena mencoba tuk mendekatimu
Mencoba tuk merebut hatimu
Dan mencoba tuk melupakanmu
Maafkan aku
Maaf...

Hanya satu kata yang terus keluar dari bibirku ini
Satu kata yang tak mampu menghapus segala kesalahan yang pernah ku perbuat padamu
Tak sebanding dengan sakit yang kau derita selama ini

Maaf...
Maafkanlah aku sayang
Ku harap kau cepat lupakan aku

Sendiri

Apa-apaan kau ini?
Apa maksud dari hatimu itu?

Aku lelah
Tak mampu lagi tuk menahan rasa ini
Diriku bagai seorang bayi yang enggan kehilangan ibunya
Merengek memohon untuk tetap berada dekat di sisinya
Berada dalam dekapan hangatnya
Sampai jantung berhenti berdetak

Hingga kelak waktu t'lah tiba
Aku harus merelakanmu
Sekuat apapun ku mencengkram
Tiada lagi 'kan berarti
Hampa diriku kini
Tanpa seorang pun mengisi kekosongan
Tanpa seorang pun menemani kesendirian

Masa-Masa Itu

Sepi
Bukan sepi biasa
Sepi yang menyayat hati
Khayalan manis bersama dirimu

Saat awal kita bertemu
Hanya senyum nakal yang menghias bibirmu
Ingatkah kau tempat di mana kita pertama kali duduk berdua?
Ingatkah kau alasan apa yang membawa kita bertemu di tempat itu?

Tas...
Tas mungil yang dulu selalu menyertaimu ke sekolah
Tiba-tiba melintas dalam bayangku
Tas yang hanya berisi sebuah buku tulis kumal tak bersampul
Ditemani sebatang pena hitam yang tampak letih
Betapa malasnya dirimu dulu

Sikapmu acuh
Bagai kau hidup di dunia seorang diri
Tak peduli apa kata orang
Itulah dirimu
Dirimu yang kusuka
Dirimu yang kukagumi
Dan dirimu yang sekarang membuatku menangis meratap

Dari hal-hal kecil
Kau mulai perhatikan diriku
Tiap langkah kau jaga
Tiap kata kau simak
Perlahan ku mulai sadar
Ada rasa tersirat dalam tatapan matamu

Sayang
Sebuah kata yang mudah terlontar dari bibir seseorang
Sebuah kata yang mempunyai arti yang dalam
Kata yang sering terucap oleku
Juga olehmu
Perasaan yang s'lalu ada untukmu
Sayang

Sulit bagiku untuk menghapusmu dari benakku
Sakit
Sakit sekali rasannya
Hatiku bagai terhujam belati
Aku tak sanggup lagi menahan rasa pilu ini

Inikah pelajaran dari-Nya?
Di mana ada cinta
Di situ akan ada kebencian
Di mana ada suka cita
Di situ pula rasa sakit ada

Jiwa Baru

Kudengar musik berbisik lembut
Seiring dengan terpa angin di sisiku
Disertai gemerisik permainan daun
Menyejukkan sukma kalbuku

Jiwa berselimut kabut perlahan membuka matanya
Pergi berkelana tanggalkan jubahnya
Demi mencari raga baru
Meninggalkan raga yang letih

Baru
Segar mempesona
Bagai tanpa cacat
Terpancar jadi satu

Itulah diriku kini
Insan baru yang tak terbelenggu lagi
Menjadi gadis dengan kejernihan hati
Yang akan melangkah dengan pasti
Menuju cita setinggi langit

Pergi

Termenung diriku di angan sepi
Duduk terpaku di atas lantai ubin
Bermain kata bermain rasa
Pikiran melayang entah ke mana

Bagiku kini
Semua tiada lagi berarti
Hilang sirna ditelan bumi
Lenyap sudah bayangmu kini
Bayang-bayang pahit yang membekas dalam hati

Berat bagiku tuk merengkuhmu
Terlalu jauh
Kenangan masa lalu
Yang mungkin masih kau simpan di benakmu
Atau mungkin t'lah kau bakar tanpa menyisakan abu

Indahnya di kala itu
Ada semangat baru di tiap ku membuka mata
Ada kegembiraan mengiringi tiap ku melangkah
Ada harapan tuk s'lalu bisa bersamamu

Namun semua itu musnah
Bagai disapu deraian ombak
Kejam,
Tak menyisakan setitik pun harapan akan kembali
Menghapus jejak tuk ku temukan lagi
Dirimu yang t'lah jauh pergi

Tak Berdaya

Diriku kalah
Lemah tak berdaya
Jatuh tak sanggup
Tak mampu berdiri untuk dirinya
Tak mampu berjuang demi hidupnya

Jiwa raga yang t'lah rapuh
Lelah karena t'rus dianiaya
Oleh perihnya kisah ini
Kisah tentang kehidupan kelam

Tetaplah kuat
Meski terhujam beribu kali
Meski tercabik berjuta kali
Jiwa raga yang suci
Jiwa raga yang murni
Tetaplah bertahan

Sebuah kasih
Sebuah ketulusan cinta
Yang kau persembahkan hanya untukku
Tak kan pernah terganti
Tak kan pernah usang
Tak kan pernah ada yang lain
Dirimu seorang...
Cintaku

Senin, 19 Desember 2011

Pilihan

Hatiku tak sanggup bertahan
Ketika sang bayu berhembus
Sejuk yang menggiurkan
Tak berdaya tuk ku melawan

Hatiku tak mampu mengerti
Tak dapat menentukan
Antara dua hati
Antara ketulusan dan kesetiaan

Cinta itu
Yang cepat datang kan cepat pergi
Cinta itu
Yang perlahan datang kan terus bertahan

Cinta bisa pergi ke mana pun
Dari hati ke hati
Dari insan ke insan
Tak peduli
Yang diketuk kan bersemi
Yang ditinggal kan remuk

Liku cinta
Buatku harus memilih
Walau kan ada hati tersakiti
Walau kan ada pengorbanan yang sia-sia

Ku ingin
Hati ini menjadi kuat
Setelah ia runtuh
Dan terabaikan

Penantian

Hati yang kering
Dalam kemarau cinta
Sungai kasih yang tak mengalir
Pohon kesetiaan tak mekarkan bunganya

Ku sendiri
Dalam kesepian
Tanpa ada seorang pun di sisi
Tanpa ada cinta yang bersemi

Ku hampa
Kekosongan yang memilukan
Penantian panjang tak berujung
Lautan kosong tak bertepi

Ku mengharap
Ku bermimpi
Kan ada seorang di sisi
Mengisi hati yang hampa ini
Seorang yang mampu
Membasahi hati yang kering
Menyirami pohon kesetiaan
Hingga mekarkan cinta sejati

Galau!!

Aku sendiri
Di hampa sepi
Seorang diri

Ku tak kuasa
Menahan segala perasaan kini
Perasaan yang bimbang
Di mana hati ini tak dapat memilih

Andai ku tetap bersamanya
Kan s'lalu ku lihat tatapan matanya yang tulus mencintaiku
Kan s'lalu ada waktu darinya untuk mendengarku berkeluh
Namun,
Tak ada kepastian bagiku untuk mengambil pilihan ini
Hatiku tak kuasa tuk menapaki jalan ini
Dia yang pernah menyakitiku
Dia yang pernah mengabaikanku

Jika ku berpisah dengannya
Ku harap itulah yang terbaik bagiku
Tak ada lagi beban
Tak ada lagi kekhawatiran
Tak ada lagi amarah
Namun,
Tak mampu bibir ini tuk mengucap kata berpisah
Aku takut...
Bila suatu saat nanti
Hilang sudah tawa nakal yang s'lalu terdengar merdu di telingaku
Hilang sudah sentuhan tangannya yang terasa  lembut di kepalaku
Hilang sudah kecupan mesra yang tak kan terganti di keningku

Aku bimbang
Hatiku penuh dengan kegalauan
Aku tak rela membiarkannya menjauh dari sisiku
Namun aku pun tak kuasa membiarkannya berkorban setiap saat demi diriku

Galau...

Hampa

Ku hampa kembali
Sendiri dalam kekosongan
Tanpa seorang tuk temani
Lalui suka maupun duka
Tanpa seorang pun tuk semangati
Ketika ku terperosok dalam jurang putus asa

Dia telah pergi
Sang kekasih hati
Dia tak kan kembali
Tuk ada di sisi
Seperti dulu lagi

Diriku terpaku
Tak dapat bergerak
Bagai membeku
Dalam dingin yang menusuk

Bukan lagi kehangatan cinta
Tak ada lagi kobaran api kesetiaan
Yang dulu pernah mengisi
Lubang di hati ini

Sekarang
Ku rela tuk lepaskanmu
Dari benang cinta
Yang dulu pernah kita rajut bersama

Dia

Jantungku berdegup kencang
darahku mengalir deras
Menuruni tubuhku ini
Bagai berlari cepat
Menyusuri pipa-pipa kecil dalam tubuhku

Tanganku membeku
seakan ku berada di kutub
Pikirku terus melayang
Terbayang rasa-rasa indah yang kian mendekat

Dialah yang ku damba
Perlahan menapaki tanah di depanku
Makin mendekat
Hingga buatku tuk sulit menggerak

Senyum kecilnya melayang padaku
Buatku makin lupa bernapas
Bibir tipisnya
Seakan sempurnakan wajahnya yang rupawan

Dia bagai pangeran dari negri mimpi
Tuk menjemput diriku sang putri
Yang kan menjadi pendamping hidupnya
Selamanya...

Derita

Sepi
Sunyi
Hati ini bungkam

Kau yang selalu ada dalam mimpiku
Kau yang selalu terpahat dalam hatiku
Sekarang tak lagi di sini
Jauh dari ku kini

Sesak rasanya paruku ini
Serasa ingin terus terisak
Membayangkan tubuhnya yang sedang rapuh
Digelayuti penyakit yang yang kunjung pergi

Oh..
Betapa sakit membayangkannya
Tertusuk hati bagai oleh belati
Perih yang menyayat
Pedih yang menusuk
Tak sanggup lagi tuk aku menahan
Tak kuat laig tuk aku berdiri
Aku goyah
Dalam terpaan penderitaan ini

Akhir Segalanya

Hatiku bagai tanah kering
Terbengkalai tak bertuan
Tak seorang pun memilikinya
Tak ada hati pun mengisinya

Kosong...
Namun penuh gertir
Diam...
Tapi ingin berontak

Lelah hati ini
Merasakan manis pahit kisah cinta
Kisah yang kini telah usai
Kisah yang kini tinggal kenangan

Hujaman perih panah cinta itu
Masih meninggalkan bekas yang mendalam
Beribu tetes air mata mengalir
Namun tak satu pun yang mampu mengakhiri sakit ini

Sang kalbu tak kuat menahan lagi
Jatuh kar'na hilang sudah penopangnya
Mati kar'na hilang sudah nyawanya

S'lamanya...
Bayangmu tak 'kan pernah terhapus dari benakku
Tawamu 'kan s'lalu terngiang di telingaku
Dan cintamu 'kan s'lalu terukir dalam hatiku