Aku lelah
Untuk s'lalu mengalah
Kian jiwa ini melemah
Bagai dihantam deru angin bertulah
Apalah arti sebuah kata maaf
Jika yang kubuat hanyalah khilaf
Ingin hati ini berontak
Seiring degup jantung menyentak
Di hadapmu ingin ku membentak
Tanpa pedulikan hatimu yang telah retak
Sungguh
Bukan hanya aku yang angkuh
Hatimu ternyata bertembok kukuh
Kian buat hatiku yang rapuh
Hanya mampu duduk bersimpuh
"Kumpulan Puisi Perjalanan Hidupku" adalah sebuah blog yang memuat puisi-puisi asli karya Faustina Chandra. Puisi-puisi ini ditulis berdasarkan kisah-kisah nyata yang dialami oleh Faustina selama perjalanan hidupnya. Semoga kalian menikmati. :)
Sabtu, 24 Desember 2011
Luka
Luka ini
Luka yang t'lah ku kubur dalam-dalam
Luka yang t'lah kucoba tuk obati
Terkoyak
Menganga lagi
Hingga perih batin ini
Hingga letih raga ini
Kukira semua t'lah usai
Kupikir semua t'lah berakhir
Kisah cinta untuk sesaat
Sesaat untuk kisah cinta
Ternyata ku salah
Semua ini bukan cuma sampai di sini
Bayang-bayang kelam terus mengejar
Seiring waktu yang t'rus berputar
Tak kan terhenti
Tak kan tinggal diam
Termenung ku meratap pilu
Hanya berteman butir air mata yang datang dan pergi
Seakan mereka pun enggan
Tuk temani hatiku yang layu
Dia menyalahkan diri
Andai kita tak pernah berjumpa
Andai kita tak pernah bertemu
Pasti hati tak perlu menangis
Butuh suatu keajaiban
Tuk ulang masa-masa itu lagi
Agar harapanmu didengar
Agar kau tak perlu menjadi milikku
Luka yang t'lah ku kubur dalam-dalam
Luka yang t'lah kucoba tuk obati
Terkoyak
Menganga lagi
Hingga perih batin ini
Hingga letih raga ini
Kukira semua t'lah usai
Kupikir semua t'lah berakhir
Kisah cinta untuk sesaat
Sesaat untuk kisah cinta
Ternyata ku salah
Semua ini bukan cuma sampai di sini
Bayang-bayang kelam terus mengejar
Seiring waktu yang t'rus berputar
Tak kan terhenti
Tak kan tinggal diam
Termenung ku meratap pilu
Hanya berteman butir air mata yang datang dan pergi
Seakan mereka pun enggan
Tuk temani hatiku yang layu
Dia menyalahkan diri
Andai kita tak pernah berjumpa
Andai kita tak pernah bertemu
Pasti hati tak perlu menangis
Butuh suatu keajaiban
Tuk ulang masa-masa itu lagi
Agar harapanmu didengar
Agar kau tak perlu menjadi milikku
Pergulatan Masa Lalu
Masa lalu
Tak mudah dilupakan
Meski pilu
Meski menyakitkan
Luka menganga tak kunjung sembuh
Meski telah terhujani air mata pedih
Sakitnya s'lalu terbawa tiap ku menghela nafas
Terhirup masuk penuhi ruang paruku yang kosong
Pergulatanku dengan masa lalu
Seakan terus membayangi tiapku melangkah maju
Tak rela dirinya terlupa olehku
Meski waktu berhenti berdetak pun
Terdiam sesaat aku di terpaan sang bayu
Memutar kembali kenangan yang terukir dalam otakku
Terlintas kenangan manis bersama dirinya
Terukir rasa suka untuk hatinya
Dan tergores luka pedih saat ku pergi darinya
Tak mudah dilupakan
Meski pilu
Meski menyakitkan
Luka menganga tak kunjung sembuh
Meski telah terhujani air mata pedih
Sakitnya s'lalu terbawa tiap ku menghela nafas
Terhirup masuk penuhi ruang paruku yang kosong
Pergulatanku dengan masa lalu
Seakan terus membayangi tiapku melangkah maju
Tak rela dirinya terlupa olehku
Meski waktu berhenti berdetak pun
Terdiam sesaat aku di terpaan sang bayu
Memutar kembali kenangan yang terukir dalam otakku
Terlintas kenangan manis bersama dirinya
Terukir rasa suka untuk hatinya
Dan tergores luka pedih saat ku pergi darinya
Bimbang
Siapa yang harus ku acuh?
Dia atau ia
Siapa yang harus ku lepas?
Cinta atau setia
Diriku kini t'lah bebas
Namun tak sebebas sang dara
Diriku kini t'lah lepas
Namun tak lepas dari belenggu
Sampai kapan ku harus bertahan
Seakan tubuh tak lagi mengokoh
Goyah terhempas ombak cintamu
Yang kuat tiada bertanding
Lelah
Tinggal separuh jiwa
Diriku bimbang nan ragu
Hanya karna dua hati berpadu
Berebut cinta sang putri malu
Dia atau ia
Siapa yang harus ku lepas?
Cinta atau setia
Diriku kini t'lah bebas
Namun tak sebebas sang dara
Diriku kini t'lah lepas
Namun tak lepas dari belenggu
Sampai kapan ku harus bertahan
Seakan tubuh tak lagi mengokoh
Goyah terhempas ombak cintamu
Yang kuat tiada bertanding
Lelah
Tinggal separuh jiwa
Diriku bimbang nan ragu
Hanya karna dua hati berpadu
Berebut cinta sang putri malu
Senja Itu
Senja itu
Berkawan semilir angin laut
Begitu lembut bagai beludru
Temani diriku yang duduk termenung
Pikirku sibuk sendiri
Begitu banyak hal tuk diresapi
Dipenuhi kekosongan hati
Ribut sendiri memecah sunyi
Sepi di angan rindu
Berkhayal bersua sang belahan kalbu
Namun kenyataan tak sanggup diganggu
Tegas terhadap sebuah perasaan syahdu
Jauh terasa jarak antara kita
Dinding kokoh berdiri menghalang
Nyiur angin laut senja
Bawalah segala rasaku ini
Pergi jauh melayang tinggi
Berkawan semilir angin laut
Begitu lembut bagai beludru
Temani diriku yang duduk termenung
Pikirku sibuk sendiri
Begitu banyak hal tuk diresapi
Dipenuhi kekosongan hati
Ribut sendiri memecah sunyi
Sepi di angan rindu
Berkhayal bersua sang belahan kalbu
Namun kenyataan tak sanggup diganggu
Tegas terhadap sebuah perasaan syahdu
Jauh terasa jarak antara kita
Dinding kokoh berdiri menghalang
Nyiur angin laut senja
Bawalah segala rasaku ini
Pergi jauh melayang tinggi
Emosi
Emosi
Mampu kelabui pikiran dan nurani
Bersembunyi di balik jeruji hati
Diam semayam penuh arti
Dipenuhi niat dendam dan benci
Deru badai menguras rindu
Enggan menyapa sukma kalbu
Pergi mengacuh penuh tipu
Perih tersisa penuh syahdu
Ia enggan membuka mata
Masih meraba membabi buta
Tak mampu lepas dari dusta
Hadapi semua yang tampak nyata
Berakhir kini cinta kita
Terhapus sudah dari peta
Meski rindu meluap berjuta
Namun apa mampu kita berkata
Semua telah usai
Akhir kisah cinta yang terbonsai
Bagai tertameng baja perisai
Tak sempat pun benih cinta tertuai
Mampu kelabui pikiran dan nurani
Bersembunyi di balik jeruji hati
Diam semayam penuh arti
Dipenuhi niat dendam dan benci
Deru badai menguras rindu
Enggan menyapa sukma kalbu
Pergi mengacuh penuh tipu
Perih tersisa penuh syahdu
Ia enggan membuka mata
Masih meraba membabi buta
Tak mampu lepas dari dusta
Hadapi semua yang tampak nyata
Berakhir kini cinta kita
Terhapus sudah dari peta
Meski rindu meluap berjuta
Namun apa mampu kita berkata
Semua telah usai
Akhir kisah cinta yang terbonsai
Bagai tertameng baja perisai
Tak sempat pun benih cinta tertuai
Selasa, 20 Desember 2011
Maaf
Maaf...
Maaf bila ku tak seperti yang kau inginkan
Maaf bila karna ku kau menderita
Maaf bila ku hanya bisa buatmu kecewa
Maaf...
Bukan maksudku melukaimu
Tak ada alasan bagiku untuk menyakitimu
Sadarkah kau betapa ku terlalu menyayangimu
Tahukah kau betapa ku sangat kehilangan dirimu
Selama ini ku anggap dirimu bagian dari hidupku
Kaulah pelengkap jiwaku
Tak kan mungkin kau terganti
Tak kan ada yang mampu menepis
Tapi mungkin ku salah
Aku tak sanggup buatmu merasa diriku berharga
Aku tak sanggup buatmu merasa kau membutuhkan ku tiap waktu
Betapa pun keras ku berusaha hadir di relung hatimu
Hanya diam
Membisu
Tak tahu harus berbuat apa
Tak tahu harus berkata apa
Maaf...
Mungkin bagimu aku adalah pecundang
Manusia tak berperasaan
Manusia egois dan kekanak-kanakan
Mungkin...
Mungkin kau ingin marah padaku
Silahkan...
Tumpahkan saja amarahmu padaku
Memang diriku ini salah
Salah karena mencoba tuk mendekatimu
Mencoba tuk merebut hatimu
Dan mencoba tuk melupakanmu
Maafkan aku
Maaf...
Hanya satu kata yang terus keluar dari bibirku ini
Satu kata yang tak mampu menghapus segala kesalahan yang pernah ku perbuat padamu
Tak sebanding dengan sakit yang kau derita selama ini
Maaf...
Maafkanlah aku sayang
Ku harap kau cepat lupakan aku
Maaf bila ku tak seperti yang kau inginkan
Maaf bila karna ku kau menderita
Maaf bila ku hanya bisa buatmu kecewa
Maaf...
Bukan maksudku melukaimu
Tak ada alasan bagiku untuk menyakitimu
Sadarkah kau betapa ku terlalu menyayangimu
Tahukah kau betapa ku sangat kehilangan dirimu
Selama ini ku anggap dirimu bagian dari hidupku
Kaulah pelengkap jiwaku
Tak kan mungkin kau terganti
Tak kan ada yang mampu menepis
Tapi mungkin ku salah
Aku tak sanggup buatmu merasa diriku berharga
Aku tak sanggup buatmu merasa kau membutuhkan ku tiap waktu
Betapa pun keras ku berusaha hadir di relung hatimu
Hanya diam
Membisu
Tak tahu harus berbuat apa
Tak tahu harus berkata apa
Maaf...
Mungkin bagimu aku adalah pecundang
Manusia tak berperasaan
Manusia egois dan kekanak-kanakan
Mungkin...
Mungkin kau ingin marah padaku
Silahkan...
Tumpahkan saja amarahmu padaku
Memang diriku ini salah
Salah karena mencoba tuk mendekatimu
Mencoba tuk merebut hatimu
Dan mencoba tuk melupakanmu
Maafkan aku
Maaf...
Hanya satu kata yang terus keluar dari bibirku ini
Satu kata yang tak mampu menghapus segala kesalahan yang pernah ku perbuat padamu
Tak sebanding dengan sakit yang kau derita selama ini
Maaf...
Maafkanlah aku sayang
Ku harap kau cepat lupakan aku
Sendiri
Apa-apaan kau ini?
Apa maksud dari hatimu itu?
Aku lelah
Tak mampu lagi tuk menahan rasa ini
Diriku bagai seorang bayi yang enggan kehilangan ibunya
Merengek memohon untuk tetap berada dekat di sisinya
Berada dalam dekapan hangatnya
Sampai jantung berhenti berdetak
Hingga kelak waktu t'lah tiba
Aku harus merelakanmu
Sekuat apapun ku mencengkram
Tiada lagi 'kan berarti
Hampa diriku kini
Tanpa seorang pun mengisi kekosongan
Tanpa seorang pun menemani kesendirian
Apa maksud dari hatimu itu?
Aku lelah
Tak mampu lagi tuk menahan rasa ini
Diriku bagai seorang bayi yang enggan kehilangan ibunya
Merengek memohon untuk tetap berada dekat di sisinya
Berada dalam dekapan hangatnya
Sampai jantung berhenti berdetak
Hingga kelak waktu t'lah tiba
Aku harus merelakanmu
Sekuat apapun ku mencengkram
Tiada lagi 'kan berarti
Hampa diriku kini
Tanpa seorang pun mengisi kekosongan
Tanpa seorang pun menemani kesendirian
Masa-Masa Itu
Sepi
Bukan sepi biasa
Sepi yang menyayat hati
Khayalan manis bersama dirimu
Saat awal kita bertemu
Hanya senyum nakal yang menghias bibirmu
Ingatkah kau tempat di mana kita pertama kali duduk berdua?
Ingatkah kau alasan apa yang membawa kita bertemu di tempat itu?
Tas...
Tas mungil yang dulu selalu menyertaimu ke sekolah
Tiba-tiba melintas dalam bayangku
Tas yang hanya berisi sebuah buku tulis kumal tak bersampul
Ditemani sebatang pena hitam yang tampak letih
Betapa malasnya dirimu dulu
Sikapmu acuh
Bagai kau hidup di dunia seorang diri
Tak peduli apa kata orang
Itulah dirimu
Dirimu yang kusuka
Dirimu yang kukagumi
Dan dirimu yang sekarang membuatku menangis meratap
Dari hal-hal kecil
Kau mulai perhatikan diriku
Tiap langkah kau jaga
Tiap kata kau simak
Perlahan ku mulai sadar
Ada rasa tersirat dalam tatapan matamu
Sayang
Sebuah kata yang mudah terlontar dari bibir seseorang
Sebuah kata yang mempunyai arti yang dalam
Kata yang sering terucap oleku
Juga olehmu
Perasaan yang s'lalu ada untukmu
Sayang
Sulit bagiku untuk menghapusmu dari benakku
Sakit
Sakit sekali rasannya
Hatiku bagai terhujam belati
Aku tak sanggup lagi menahan rasa pilu ini
Inikah pelajaran dari-Nya?
Di mana ada cinta
Di situ akan ada kebencian
Di mana ada suka cita
Di situ pula rasa sakit ada
Bukan sepi biasa
Sepi yang menyayat hati
Khayalan manis bersama dirimu
Saat awal kita bertemu
Hanya senyum nakal yang menghias bibirmu
Ingatkah kau tempat di mana kita pertama kali duduk berdua?
Ingatkah kau alasan apa yang membawa kita bertemu di tempat itu?
Tas...
Tas mungil yang dulu selalu menyertaimu ke sekolah
Tiba-tiba melintas dalam bayangku
Tas yang hanya berisi sebuah buku tulis kumal tak bersampul
Ditemani sebatang pena hitam yang tampak letih
Betapa malasnya dirimu dulu
Sikapmu acuh
Bagai kau hidup di dunia seorang diri
Tak peduli apa kata orang
Itulah dirimu
Dirimu yang kusuka
Dirimu yang kukagumi
Dan dirimu yang sekarang membuatku menangis meratap
Dari hal-hal kecil
Kau mulai perhatikan diriku
Tiap langkah kau jaga
Tiap kata kau simak
Perlahan ku mulai sadar
Ada rasa tersirat dalam tatapan matamu
Sayang
Sebuah kata yang mudah terlontar dari bibir seseorang
Sebuah kata yang mempunyai arti yang dalam
Kata yang sering terucap oleku
Juga olehmu
Perasaan yang s'lalu ada untukmu
Sayang
Sulit bagiku untuk menghapusmu dari benakku
Sakit
Sakit sekali rasannya
Hatiku bagai terhujam belati
Aku tak sanggup lagi menahan rasa pilu ini
Inikah pelajaran dari-Nya?
Di mana ada cinta
Di situ akan ada kebencian
Di mana ada suka cita
Di situ pula rasa sakit ada
Jiwa Baru
Kudengar musik berbisik lembut
Seiring dengan terpa angin di sisiku
Disertai gemerisik permainan daun
Menyejukkan sukma kalbuku
Jiwa berselimut kabut perlahan membuka matanya
Pergi berkelana tanggalkan jubahnya
Demi mencari raga baru
Meninggalkan raga yang letih
Baru
Segar mempesona
Bagai tanpa cacat
Terpancar jadi satu
Itulah diriku kini
Insan baru yang tak terbelenggu lagi
Menjadi gadis dengan kejernihan hati
Yang akan melangkah dengan pasti
Menuju cita setinggi langit
Seiring dengan terpa angin di sisiku
Disertai gemerisik permainan daun
Menyejukkan sukma kalbuku
Jiwa berselimut kabut perlahan membuka matanya
Pergi berkelana tanggalkan jubahnya
Demi mencari raga baru
Meninggalkan raga yang letih
Baru
Segar mempesona
Bagai tanpa cacat
Terpancar jadi satu
Itulah diriku kini
Insan baru yang tak terbelenggu lagi
Menjadi gadis dengan kejernihan hati
Yang akan melangkah dengan pasti
Menuju cita setinggi langit
Pergi
Termenung diriku di angan sepi
Duduk terpaku di atas lantai ubin
Bermain kata bermain rasa
Pikiran melayang entah ke mana
Bagiku kini
Semua tiada lagi berarti
Hilang sirna ditelan bumi
Lenyap sudah bayangmu kini
Bayang-bayang pahit yang membekas dalam hati
Berat bagiku tuk merengkuhmu
Terlalu jauh
Kenangan masa lalu
Yang mungkin masih kau simpan di benakmu
Atau mungkin t'lah kau bakar tanpa menyisakan abu
Indahnya di kala itu
Ada semangat baru di tiap ku membuka mata
Ada kegembiraan mengiringi tiap ku melangkah
Ada harapan tuk s'lalu bisa bersamamu
Namun semua itu musnah
Bagai disapu deraian ombak
Kejam,
Tak menyisakan setitik pun harapan akan kembali
Menghapus jejak tuk ku temukan lagi
Dirimu yang t'lah jauh pergi
Duduk terpaku di atas lantai ubin
Bermain kata bermain rasa
Pikiran melayang entah ke mana
Bagiku kini
Semua tiada lagi berarti
Hilang sirna ditelan bumi
Lenyap sudah bayangmu kini
Bayang-bayang pahit yang membekas dalam hati
Berat bagiku tuk merengkuhmu
Terlalu jauh
Kenangan masa lalu
Yang mungkin masih kau simpan di benakmu
Atau mungkin t'lah kau bakar tanpa menyisakan abu
Indahnya di kala itu
Ada semangat baru di tiap ku membuka mata
Ada kegembiraan mengiringi tiap ku melangkah
Ada harapan tuk s'lalu bisa bersamamu
Namun semua itu musnah
Bagai disapu deraian ombak
Kejam,
Tak menyisakan setitik pun harapan akan kembali
Menghapus jejak tuk ku temukan lagi
Dirimu yang t'lah jauh pergi
Tak Berdaya
Diriku kalah
Lemah tak berdaya
Jatuh tak sanggup
Tak mampu berdiri untuk dirinya
Tak mampu berjuang demi hidupnya
Jiwa raga yang t'lah rapuh
Lelah karena t'rus dianiaya
Oleh perihnya kisah ini
Kisah tentang kehidupan kelam
Tetaplah kuat
Meski terhujam beribu kali
Meski tercabik berjuta kali
Jiwa raga yang suci
Jiwa raga yang murni
Tetaplah bertahan
Sebuah kasih
Sebuah ketulusan cinta
Yang kau persembahkan hanya untukku
Tak kan pernah terganti
Tak kan pernah usang
Tak kan pernah ada yang lain
Dirimu seorang...
Cintaku
Lemah tak berdaya
Jatuh tak sanggup
Tak mampu berdiri untuk dirinya
Tak mampu berjuang demi hidupnya
Jiwa raga yang t'lah rapuh
Lelah karena t'rus dianiaya
Oleh perihnya kisah ini
Kisah tentang kehidupan kelam
Tetaplah kuat
Meski terhujam beribu kali
Meski tercabik berjuta kali
Jiwa raga yang suci
Jiwa raga yang murni
Tetaplah bertahan
Sebuah kasih
Sebuah ketulusan cinta
Yang kau persembahkan hanya untukku
Tak kan pernah terganti
Tak kan pernah usang
Tak kan pernah ada yang lain
Dirimu seorang...
Cintaku
Senin, 19 Desember 2011
Pilihan
Hatiku tak sanggup bertahan
Ketika sang bayu berhembus
Sejuk yang menggiurkan
Tak berdaya tuk ku melawan
Hatiku tak mampu mengerti
Tak dapat menentukan
Antara dua hati
Antara ketulusan dan kesetiaan
Cinta itu
Yang cepat datang kan cepat pergi
Cinta itu
Yang perlahan datang kan terus bertahan
Cinta bisa pergi ke mana pun
Dari hati ke hati
Dari insan ke insan
Tak peduli
Yang diketuk kan bersemi
Yang ditinggal kan remuk
Liku cinta
Buatku harus memilih
Walau kan ada hati tersakiti
Walau kan ada pengorbanan yang sia-sia
Ku ingin
Hati ini menjadi kuat
Setelah ia runtuh
Dan terabaikan
Ketika sang bayu berhembus
Sejuk yang menggiurkan
Tak berdaya tuk ku melawan
Hatiku tak mampu mengerti
Tak dapat menentukan
Antara dua hati
Antara ketulusan dan kesetiaan
Cinta itu
Yang cepat datang kan cepat pergi
Cinta itu
Yang perlahan datang kan terus bertahan
Cinta bisa pergi ke mana pun
Dari hati ke hati
Dari insan ke insan
Tak peduli
Yang diketuk kan bersemi
Yang ditinggal kan remuk
Liku cinta
Buatku harus memilih
Walau kan ada hati tersakiti
Walau kan ada pengorbanan yang sia-sia
Ku ingin
Hati ini menjadi kuat
Setelah ia runtuh
Dan terabaikan
Penantian
Hati yang kering
Dalam kemarau cinta
Sungai kasih yang tak mengalir
Pohon kesetiaan tak mekarkan bunganya
Ku sendiri
Dalam kesepian
Tanpa ada seorang pun di sisi
Tanpa ada cinta yang bersemi
Ku hampa
Kekosongan yang memilukan
Penantian panjang tak berujung
Lautan kosong tak bertepi
Ku mengharap
Ku bermimpi
Kan ada seorang di sisi
Mengisi hati yang hampa ini
Seorang yang mampu
Membasahi hati yang kering
Menyirami pohon kesetiaan
Hingga mekarkan cinta sejati
Dalam kemarau cinta
Sungai kasih yang tak mengalir
Pohon kesetiaan tak mekarkan bunganya
Ku sendiri
Dalam kesepian
Tanpa ada seorang pun di sisi
Tanpa ada cinta yang bersemi
Ku hampa
Kekosongan yang memilukan
Penantian panjang tak berujung
Lautan kosong tak bertepi
Ku mengharap
Ku bermimpi
Kan ada seorang di sisi
Mengisi hati yang hampa ini
Seorang yang mampu
Membasahi hati yang kering
Menyirami pohon kesetiaan
Hingga mekarkan cinta sejati
Galau!!
Aku sendiri
Di hampa sepi
Seorang diri
Ku tak kuasa
Menahan segala perasaan kini
Perasaan yang bimbang
Di mana hati ini tak dapat memilih
Andai ku tetap bersamanya
Kan s'lalu ku lihat tatapan matanya yang tulus mencintaiku
Kan s'lalu ada waktu darinya untuk mendengarku berkeluh
Namun,
Tak ada kepastian bagiku untuk mengambil pilihan ini
Hatiku tak kuasa tuk menapaki jalan ini
Dia yang pernah menyakitiku
Dia yang pernah mengabaikanku
Jika ku berpisah dengannya
Ku harap itulah yang terbaik bagiku
Tak ada lagi beban
Tak ada lagi kekhawatiran
Tak ada lagi amarah
Namun,
Tak mampu bibir ini tuk mengucap kata berpisah
Aku takut...
Bila suatu saat nanti
Hilang sudah tawa nakal yang s'lalu terdengar merdu di telingaku
Hilang sudah sentuhan tangannya yang terasa lembut di kepalaku
Hilang sudah kecupan mesra yang tak kan terganti di keningku
Aku bimbang
Hatiku penuh dengan kegalauan
Aku tak rela membiarkannya menjauh dari sisiku
Namun aku pun tak kuasa membiarkannya berkorban setiap saat demi diriku
Galau...
Di hampa sepi
Seorang diri
Ku tak kuasa
Menahan segala perasaan kini
Perasaan yang bimbang
Di mana hati ini tak dapat memilih
Andai ku tetap bersamanya
Kan s'lalu ku lihat tatapan matanya yang tulus mencintaiku
Kan s'lalu ada waktu darinya untuk mendengarku berkeluh
Namun,
Tak ada kepastian bagiku untuk mengambil pilihan ini
Hatiku tak kuasa tuk menapaki jalan ini
Dia yang pernah menyakitiku
Dia yang pernah mengabaikanku
Jika ku berpisah dengannya
Ku harap itulah yang terbaik bagiku
Tak ada lagi beban
Tak ada lagi kekhawatiran
Tak ada lagi amarah
Namun,
Tak mampu bibir ini tuk mengucap kata berpisah
Aku takut...
Bila suatu saat nanti
Hilang sudah tawa nakal yang s'lalu terdengar merdu di telingaku
Hilang sudah sentuhan tangannya yang terasa lembut di kepalaku
Hilang sudah kecupan mesra yang tak kan terganti di keningku
Aku bimbang
Hatiku penuh dengan kegalauan
Aku tak rela membiarkannya menjauh dari sisiku
Namun aku pun tak kuasa membiarkannya berkorban setiap saat demi diriku
Galau...
Hampa
Ku hampa kembali
Sendiri dalam kekosongan
Tanpa seorang tuk temani
Lalui suka maupun duka
Tanpa seorang pun tuk semangati
Ketika ku terperosok dalam jurang putus asa
Dia telah pergi
Sang kekasih hati
Dia tak kan kembali
Tuk ada di sisi
Seperti dulu lagi
Diriku terpaku
Tak dapat bergerak
Bagai membeku
Dalam dingin yang menusuk
Bukan lagi kehangatan cinta
Tak ada lagi kobaran api kesetiaan
Yang dulu pernah mengisi
Lubang di hati ini
Sekarang
Ku rela tuk lepaskanmu
Dari benang cinta
Yang dulu pernah kita rajut bersama
Sendiri dalam kekosongan
Tanpa seorang tuk temani
Lalui suka maupun duka
Tanpa seorang pun tuk semangati
Ketika ku terperosok dalam jurang putus asa
Dia telah pergi
Sang kekasih hati
Dia tak kan kembali
Tuk ada di sisi
Seperti dulu lagi
Diriku terpaku
Tak dapat bergerak
Bagai membeku
Dalam dingin yang menusuk
Bukan lagi kehangatan cinta
Tak ada lagi kobaran api kesetiaan
Yang dulu pernah mengisi
Lubang di hati ini
Sekarang
Ku rela tuk lepaskanmu
Dari benang cinta
Yang dulu pernah kita rajut bersama
Dia
Jantungku berdegup kencang
darahku mengalir deras
Menuruni tubuhku ini
Bagai berlari cepat
Menyusuri pipa-pipa kecil dalam tubuhku
Tanganku membeku
seakan ku berada di kutub
Pikirku terus melayang
Terbayang rasa-rasa indah yang kian mendekat
Dialah yang ku damba
Perlahan menapaki tanah di depanku
Makin mendekat
Hingga buatku tuk sulit menggerak
Senyum kecilnya melayang padaku
Buatku makin lupa bernapas
Bibir tipisnya
Seakan sempurnakan wajahnya yang rupawan
Dia bagai pangeran dari negri mimpi
Tuk menjemput diriku sang putri
Yang kan menjadi pendamping hidupnya
Selamanya...
darahku mengalir deras
Menuruni tubuhku ini
Bagai berlari cepat
Menyusuri pipa-pipa kecil dalam tubuhku
Tanganku membeku
seakan ku berada di kutub
Pikirku terus melayang
Terbayang rasa-rasa indah yang kian mendekat
Dialah yang ku damba
Perlahan menapaki tanah di depanku
Makin mendekat
Hingga buatku tuk sulit menggerak
Senyum kecilnya melayang padaku
Buatku makin lupa bernapas
Bibir tipisnya
Seakan sempurnakan wajahnya yang rupawan
Dia bagai pangeran dari negri mimpi
Tuk menjemput diriku sang putri
Yang kan menjadi pendamping hidupnya
Selamanya...
Derita
Sepi
Sunyi
Hati ini bungkam
Kau yang selalu ada dalam mimpiku
Kau yang selalu terpahat dalam hatiku
Sekarang tak lagi di sini
Jauh dari ku kini
Sesak rasanya paruku ini
Serasa ingin terus terisak
Membayangkan tubuhnya yang sedang rapuh
Digelayuti penyakit yang yang kunjung pergi
Oh..
Betapa sakit membayangkannya
Tertusuk hati bagai oleh belati
Perih yang menyayat
Pedih yang menusuk
Tak sanggup lagi tuk aku menahan
Tak kuat laig tuk aku berdiri
Aku goyah
Dalam terpaan penderitaan ini
Sunyi
Hati ini bungkam
Kau yang selalu ada dalam mimpiku
Kau yang selalu terpahat dalam hatiku
Sekarang tak lagi di sini
Jauh dari ku kini
Sesak rasanya paruku ini
Serasa ingin terus terisak
Membayangkan tubuhnya yang sedang rapuh
Digelayuti penyakit yang yang kunjung pergi
Oh..
Betapa sakit membayangkannya
Tertusuk hati bagai oleh belati
Perih yang menyayat
Pedih yang menusuk
Tak sanggup lagi tuk aku menahan
Tak kuat laig tuk aku berdiri
Aku goyah
Dalam terpaan penderitaan ini
Akhir Segalanya
Hatiku bagai tanah kering
Terbengkalai tak bertuan
Tak seorang pun memilikinya
Tak ada hati pun mengisinya
Kosong...
Namun penuh gertir
Diam...
Tapi ingin berontak
Lelah hati ini
Merasakan manis pahit kisah cinta
Kisah yang kini telah usai
Kisah yang kini tinggal kenangan
Hujaman perih panah cinta itu
Masih meninggalkan bekas yang mendalam
Beribu tetes air mata mengalir
Namun tak satu pun yang mampu mengakhiri sakit ini
Sang kalbu tak kuat menahan lagi
Jatuh kar'na hilang sudah penopangnya
Mati kar'na hilang sudah nyawanya
S'lamanya...
Bayangmu tak 'kan pernah terhapus dari benakku
Tawamu 'kan s'lalu terngiang di telingaku
Dan cintamu 'kan s'lalu terukir dalam hatiku
Terbengkalai tak bertuan
Tak seorang pun memilikinya
Tak ada hati pun mengisinya
Kosong...
Namun penuh gertir
Diam...
Tapi ingin berontak
Lelah hati ini
Merasakan manis pahit kisah cinta
Kisah yang kini telah usai
Kisah yang kini tinggal kenangan
Hujaman perih panah cinta itu
Masih meninggalkan bekas yang mendalam
Beribu tetes air mata mengalir
Namun tak satu pun yang mampu mengakhiri sakit ini
Sang kalbu tak kuat menahan lagi
Jatuh kar'na hilang sudah penopangnya
Mati kar'na hilang sudah nyawanya
S'lamanya...
Bayangmu tak 'kan pernah terhapus dari benakku
Tawamu 'kan s'lalu terngiang di telingaku
Dan cintamu 'kan s'lalu terukir dalam hatiku
Langganan:
Postingan (Atom)