Selasa, 24 April 2012

Hidup


Bagiku hidup bukan pertandingan
Di mana ada yang menang ada yang kalah
Bagiku hidup bukan medan pertempuran
Di mana ada yang hidup dan yang mati
Bagiku hidup juga bukanlah tontonan
Yang hanya bisa dinikmati dan dilihat dari jauh
Bagiku hidup juga bukanlah hiburan
Yang habis manis sepah dibuang 


Mungkin bagi sebagian manusia
Hidup adalah bahan tertawaan
Di mana mereka bahagia di atas penderitaan orang lain
Di mana mereka memeras yang miskin demi memperkaya diri mereka
Di mana mereka meremehkan kehidupan yang sesungguhnya sangat berarti bagi orang lain 


Mungkin bagi segelintir orang
Hidup adalah alasan untuk menangis
Di mana orang akan selalu meratap dan menghujat Allah
Di mana banyak orang terperangkap dalam ilusi kesedihan yang tiada guna
Terperangkap dalam penderitaan semu yang mereka ciptakan sendiri 


Namun,
Bagiku hidup adalah perjuangan
Di mana yang hidup
Berjuang untuk tetap hidup
Yang telah mati
Biarlah mengakhiri perjuangannya di dunia 


Bagiku hidup adalah cerita
Penuh tangis tawa emosi dan sandiwara
Yang tertuang dalam tiap untaian kata
Yang selalu merdu untuk didengar 


Bagiku hidup bagaikan sebuah doa
Penuh harap dan kepasrahan
Penuh syukur dan keluh kesah 


Dan yang selalu ku sadari
Bagiku hidup bagaikan sebuah rumah
Di mana kita bisa berlindung dari segala ancaman dan bahaya
Di mana kita bisa tinggal bersama dan bertukar sapa
Di mana ada aku dan kamu yang saling mengasihi


Karena kita hidup di dunia bukan untuk mengasihi orang yang sempurna
Tapi...
Untuk membuat orang yang kita kasihi merasa sempurna

Jumat, 13 April 2012

Melupakanmu

Kali ini ku sadari ...
Memang sudah seharusnya ku berhenti berharap
Akan datangnya rasa darimu
Balasan bagi cintaku padamu
Memang sudah seharusnya ku melupakanmu
Membuang jauh bekas jejakmu di hatiku
Meninggalkan hati ku untukmu di sini
Di kenangan SMA

Kali ini ku pahami ...
Bahwa tak mungkin kau berbalik lagi
Kau t'lah berjalan terlalu jauh
Tiada mungkin kau berhenti tuk menanti
Diriku yang kini tak mampu menggapaimu
Yang kini mustahil tuk menyentuh hatimu

Kali ini ku mengerti ...
Sebaiknya aku berhenti berharap padamu
Menghapus segala mimpi akan hadirmu di sisiku
Menghapus segala rasa yang tak kan mungkin terbalaskan
Karna kau mengajariku tuk mencintai
Namun tak mengajariku tuk melupakan

Cinta SMA

Waktu berlari begitu cepat
Akhir tahun ajaran kian mendekat
Begitu cepat hingga ku tak sanggup mengejarnya
Kelulusan yang dinanti-nanti hampir tiba saatnya
Mereka akan pergi merantau menapaki jalan hidup masing-masing

Tak rela ku lepas mereka pergi
Tak sanggup ku jauh dari mereka
Mereka yang t'lah lama berada di sisiku
Mereka yang sudah bagai saudara untuk ku

Ingin ku tetap bersama mereka
Menjalin persaudaraan di bangku SMA
Menyuburkan benih-benih rasa yang selalu terpendam dalam hati
Meski kadang rasa itu dibuang tersia
Namun debar rasa tetap mengusik hati
Setia sampai terbawa pergi

Indahnya cinta di kala SMA
Tanpa balas namun tiada pernah menyerah
Tampak indah namun tetap bercela
Tampak bahagia namun tetap tersiksa
Namun semua itu
Hanya akan menghias angan akan kenangan masa SMA
Tak kan hilang meski ditelan jarak
Tak kan hangus meski dibakar waktu

Selasa, 10 April 2012

Bayangan Kosong

Enggan mentari bersua dengan ku
Tiada pun menganggap diriku ada
Tak ingin mendengar sebuah untaian kata
Sebagai cermin akan isi hatiku

Entah bagaimana diriku hidup
Jika jiwa pun lari dariku
Kosong raga ini tiada berarti
Kering hati ini tiada bersemi

Waktu berjalan tanpa peduli
Perlahan namun pasti
Hingga lelah aku terus menanti
Tak berujung tak bertepi

Bayangan dirimu yang dulu
Buatku bertanya pada hatiku
Entah apa arti cinta itu
Buta tiada maksud

Merindu

Entah kenapa hati ku ini
Serasa ada yang hilang
Kosong nan hampa
Menyesakkan dada

Entah kenapa hati ku ini
Serasa ingin menangis
Tak ada berdaya
Tak mampu berkutik

Inilah rasanya merindu
Ingin ku bertemu
Ingin ku menatap wajahnya
Ia yang selalu ada di hatiku
Ia yang mengubah hidupku

Minggu, 11 Maret 2012

Cinta dalam Hati

Suatu kali di pikirku terlintas
Menyadari diriku memang tak pantas
Bersanding denganmu menjadi satu
Mencinta dirimu hingga akhir waktu

Rasa yang sedari dulu ku pendam
Meski tanpa harap namun tiada pernah padam
Kekaguman akan dirimu yang kian sulit teredam
Ku jaga di lubuk hatiku yang terdalam

Gerakmu tak kan lepas dari pandangku
Tiada pernah lelah ku mencari hadirmu
Sampai kapan pun diriku setia menunggu
Jatuhnya rasa cintamu untuk diriku

Tak sanggup diriku untuk berkata
Ketika kau berada di depan mata
Hanya mampu bibir ini terbata
Mengucap sapa tanpa kau pinta

Senang rasanya ketika melihatmu bahagia
Seakan jiwaku ingin turut bersuka ria
Namun betapa sakit ternyata kebahagiaanmu adalah bersamanya
Aku hanya mampu mendoakan agar kau selalu senang bersama dirinya

Sungguh...
Inilah keyataan cinta
Hanya pengorbanan yang mampu mengikhlaskannya
Hanya keikhlasan yang mampu untuk tetap setia
Dan hanya kesetiaan yang mampu membawa cinta hingga akhir hidupnya

Senin, 09 Januari 2012

Manusia Angkuh

Siang mentari panas berterik
Menghujam tajam menembus kulit
Sang hawa seakan enggan bersua
Bersembunyi diri di balik dedaunan

Peluh bercucur menyusur kening
Raga seakan malas berkutik
Lelah ia karna terbakar sang terik
Tak mampu berbuat pun bergeming

Kuatnya keserakahan manusia yang rapuh
Pemberian yang kuasa selalu dikeluh
Hanya jalan pintas yang ingin ditempuh
Menjauhi segala cara yang utuh

Tanpa harkat dan martabat
Manusia tak mau lagi bertobat
Seakan lupa siapa Tuhannya
Mengagungkan dunia yang mereka punya

Sungguh...
Betapa malu akan manusia angkuh
Bagai burung besar di paruh
Hanya ingin semua terengkuh
Tanpa berpikir kepada mereka yang butuh

Tegaknya kembali hukum rimba
Kepada yang lemah tiada pun rasa iba
Semua bagai serigala berbulu domba
Demi emas segala cara dicoba

Semua yang terjadi berujung sesal
Manusia sendiri yang menambah dosa asal
Timbul lagi segala hati yang kesal
Berakhir di meja hijau berkawan pasal

Harapan Baru

Lelah sudah hati ini dalam kekecewaan
Tergoyah segala macam badai cobaan
Tak mampu lagi tuk terus bertahan
Hadapi dunia yang penuh beban

Sedikit peluh yang mungkin masih tersimpan
Tak berdaya tanpa kekuatan
Tak ada mampu kini ku ikhlaskan
Seluruh jiwa, raga, dan harapan

Sekarang mata menatap ke depan
Tekad bulat jiwa berperan
Menghasut raga untuk merengkuh impian
Beriring doa kepada Tuhan

Lelah ini sirna perlahan
Setetes semangat baru muncul menggantikan
Dihadapkan dengan segala pilihan
Yang akan selalu setia mendampingi kehidupan

Kesepian

Alunan kesepian menemani malamku yang sendiri
Melamun merenung tak tentu arti
Ingin ku pergi mencari hati
Karna tak sanggup diriku terus menanti

Hari hari t'lah ku lewati
Tanpa hadirmu kini di sisi
Akankah hatiku hampa kembali
Tanpa seorang pun yang ku miliki

Ingin rasanya ku terbang tinggi
Pergi ke awan bersayap cahaya mentari
Harapan kosong akan hadirnya pemikat hati
Yang mampu setia hingga degup jantung terhenti

Mungkin hanya ini yang dapat ku beri
Untaian kata dalam sebuah puisi
Berisi penantian kekasih pujaan hati
Yang s'lalu mengalun seiring denyut nadi

Tangis

Sepi...
Diriku hanya berteman butiran air mata
Mereka telah coba kuhentikan
Namun membangkang ingin keluar
Entah alasan apa yang ingin ku buat

Mereka berontak
Sungguh
Tak berdaya jiwaku ini tuk mencegah lagi
Segala rasa yang menjadi satu
Lelah hati ini tuk menahan

Puisi Kesepian

Apa gerangan yang terjadi pada diriku kini
Perasaan selalu tak menentu
Hanya penuh rasa gundah
Tiada mampu berpikir normal lagi

Hilang
Terasa kosong dalam benakku ini
Tapi entah apa itu
Aku tak sanggup tuk pahami

Segala pikiran berkecamuk dalam otak ku
Terlintas sesaat
Dan cepat-cepat pergi
Tak sempat bagi ku mengejarnya

Ingin ku menangis
Terjerat siksaan sepi ini
Tak seorang pun ada untukku
Jiwa ini kering dan telah rapuh
Hingga tak kuasa menahan sayatan ini lagi

Sungguh
Saat ini ku mengharap
Seseorang hadir dalam relung jiwaku
Untuk menemani sepiku ini
Untuk mengisi kekosongan dalam lubang di hati

Senja di Loyola

Desir angin menghembus ganas
Bagai ingin segera pergi
Lari terbirit tinggalkan sang mentari
Sepi sendiri di balik awan

Kini bagai mati suri
Hati jiwa tak bernyawa
Kosong melompong berisikan duka
Hanya tinggal ampas saja

Diriku terdiam
Tak tentu pikirkan kenyataan
Belum siap hadapi kehidupan
Hanya berteman kesepian

Angin senja
Karena dia aku ada
Karena hatinya aku bertahan
Sampai akhir masa ku tiba

Seorang Diri

Detak jarum jam mengalun anggun
Seiring langkah lambat nan laun
Terduduk diam di kursi ayun
Beralas rindu beratap daun

Sepi dan gemuruh kalbu
Berkehendak hati akal tertipu
Jiwa usang lusuh berdebu
Hanya mengendap tanpa tersapu

Puisi Rindu

Menanti waktu berdetak maju
Hanya sendiri berteman rindu
Ingin rasa ku tinggal berlalu
Namun tak sanggup nian dalam hatiku

Hanya angan yang bisa ku ajak berkawan
Duduk sendiri di hadapan altar Tuhan
Menatap iri melihat bosan
Selalu ku temui hati berjalan berduaan

Rasa lapar serasa enggan bertemu
Sepotong bakpao mulut pun tak mau
Seteguk air kerongkongan pun tak bernapsu
Hanya pahit yang tersisa merasuk kalbu

Inikah namanya cinta
Kadang manis seperti gula
Kadang pahit bagai empedu
Kadang menyembuhkan hati yang luka
Kadang menyakitkan bagi sang kalbu