Tiada lagi kesepian
Tak ada lagi kesendirian
Kini hati bersorak kegirangan
Seiring detak jantung bersautan
T'lah ku temukan seorang kini
Yang akhirnya menjadi tambatan hati
Yang mampu menopang untuk ku berdiri
Dirimu yang 'kan s'lalu ada di sisi
Rasa yang dulu telah mati
Kini berbinar bagai mentari
Secerah sinarnya di kala pagi
Seindah apa yang Tuhan t'lah beri
Tiada lagi kau dan aku
Sebab sekarang kita adalah satu
Bersama menapaki bukit berbatu
Bersama menata hidup baru
Bahagia
Itulah kini yang ku rasa
Menjalani hari dengan penuh makna
Menapaki waktu dengan penuh cinta
Oh indahnya
Bagai dunia milik berdua
Hanya ada kita
Hingga akhir cerita
"Kumpulan Puisi Perjalanan Hidupku" adalah sebuah blog yang memuat puisi-puisi asli karya Faustina Chandra. Puisi-puisi ini ditulis berdasarkan kisah-kisah nyata yang dialami oleh Faustina selama perjalanan hidupnya. Semoga kalian menikmati. :)
Selasa, 02 April 2013
Cinta Terlarang
Lagi-lagi diriku terperangkap
Dalam ilusi perasaan yang tak mampu ku ungkap
Cinta yang datang
Menyeretku ke ambang jurang kekacauan
Mustahil bila rasa ini ku redam
Mati terkubur di lubuk hati terdalam
Tak kuasa hati ini terus memendam
Tak dapat lagi raga ini tinggal diam
Ingin bertindak meski hanya dalam impian
Ingin berontak meski hanya dalam angan
Garisan takdir yang kini tak dapat diubah
Jalannya waktu yang kini tak dapat diputar ulang
Inilah diriku dan dirinya
Bermain-main dengan perasaan dalam hati
Cinta terlarang
Dalam ilusi perasaan yang tak mampu ku ungkap
Cinta yang datang
Menyeretku ke ambang jurang kekacauan
Mustahil bila rasa ini ku redam
Mati terkubur di lubuk hati terdalam
Tak kuasa hati ini terus memendam
Tak dapat lagi raga ini tinggal diam
Ingin bertindak meski hanya dalam impian
Ingin berontak meski hanya dalam angan
Garisan takdir yang kini tak dapat diubah
Jalannya waktu yang kini tak dapat diputar ulang
Inilah diriku dan dirinya
Bermain-main dengan perasaan dalam hati
Cinta terlarang
Kelabu
Malam itu
Sunyi...
Kala semua insan telah terlelap
Diriku termenung
Hening
Hanya berkawan desir angin malam
Tak ingin raga ku kembali ke peraduan
Meski jiwa kini telah lelah bertahan
Bergulat diriku dengan angan
Dalam sebuah gambaran semu akan masa depan
Entah mengapa semuanya terasa penuh ketidakpastian
Setiap ku melangkah, s'lalu dihadapkan dengan pilihan
Pilihan yang selalu membawa bahagia dan beban
Pilihan yang selalu diikuti dengan kepuasan atau kekecewaan
Diriku kini harus tetap tegar
Tetap menerjang meski hidup bagai semak belukar
Tetap melangkah meski hidup bagai di alam liar
Sebab hidup akan selalu bergerak maju
dan waktu akan selalu siap berputar
Sunyi...
Kala semua insan telah terlelap
Diriku termenung
Hening
Hanya berkawan desir angin malam
Tak ingin raga ku kembali ke peraduan
Meski jiwa kini telah lelah bertahan
Bergulat diriku dengan angan
Dalam sebuah gambaran semu akan masa depan
Entah mengapa semuanya terasa penuh ketidakpastian
Setiap ku melangkah, s'lalu dihadapkan dengan pilihan
Pilihan yang selalu membawa bahagia dan beban
Pilihan yang selalu diikuti dengan kepuasan atau kekecewaan
Diriku kini harus tetap tegar
Tetap menerjang meski hidup bagai semak belukar
Tetap melangkah meski hidup bagai di alam liar
Sebab hidup akan selalu bergerak maju
dan waktu akan selalu siap berputar
Tak Acuh
Hatiku jatuh tepat di hadapmu
Namun kau tak acuh seakan tak mau tahu
Hatiku menjerit tepat di sampingmu
Namun kau diam seakan tak mendengar
Hatiku hancur tepat di belakangmu
dan sepantasnya kau diam dan tak acuh padaku
Kini aku hanya seorang diri
Hanya mampu bersua dengan sang hati
Tersiksa hati ini akan sepi
Terbelenggu hati ini akan rindu
Entah apa salahku
Entah apa khilafku
Hingga kini aku begini
Akankah ada yang mampu mengganti
Kehangatan yang kudapat seperti saat bersamamu
Namun kau tak acuh seakan tak mau tahu
Hatiku menjerit tepat di sampingmu
Namun kau diam seakan tak mendengar
Hatiku hancur tepat di belakangmu
dan sepantasnya kau diam dan tak acuh padaku
Kini aku hanya seorang diri
Hanya mampu bersua dengan sang hati
Tersiksa hati ini akan sepi
Terbelenggu hati ini akan rindu
Entah apa salahku
Entah apa khilafku
Hingga kini aku begini
Akankah ada yang mampu mengganti
Kehangatan yang kudapat seperti saat bersamamu
Langganan:
Postingan (Atom)